https://www.radargep.com

PROYEK SEMENISASI RETAK

Konsultan Pengawas: Kalau Retak Itu Biasa, Karena Suhu Panas

Konsultan Pengawas: Kalau Retak Itu Biasa, Karena Suhu Panas

ROKAN HILIR | RADARGEP.COM - Pengerjaan Proyek Pembangunan / Peningkatan PSU Pemukiman berupa semenisasi di jalan H Wahid Andullah Desa Jumrah Kecamatan Rimba Melintang, semakin parah retak diduga asal jadi. 

Hal itu diketahui berdasarkan pantauan langsung tokoh masyarakat dan sejumlah aparatur Desa Jumrah didampingi awak media, Sabtu (12/08/2023).

Proyek Dinas PUPR Bidang Perumahan Kawasan Permukiman tersebut menelan biaya mencapai Rp. 5.766.824.000 bersumber dari APBD Propinsi Riau. Kontraktor Pelaksana proyek adalah PT Riau Mas Bersaudara (RMB) dibawah pengawasan Konsultan Pengawas CV Aktara Consultant dengan nomor kontrak 623/PUPRKPP/PKP/SPK-FISIK-ROHIL/302. Pada keterangan papan proyek sama sekali tidak tertera waktu pengerjaan.

Terkait hal itu, proyek yang memakan anggaran yang cukup besar tersebut ditanggapi miris oleh tokoh masyarakat Asmadi. Asmadi menilai pengerjaan proyek Dinas PUPR itu asal jadi alias abal-abal.

"Konsultan pengawasnya adalah CV Aktara Konsultan, tetapi hanya namanya aja yang pakai konsultan karena sama sekali tidak ada fungsinya dalam pengawasan proyek ini," kata Asmadi.

Lanjutnya, yang bertanggung jawab dalam kualitas proyek adalah Konsultan Pengawas. karena berhak menegur kalau ada kesalahan pengerjaan kontraktor nakal dan yang asal asalan.  

"Konsultan yang paling bertanggung jawab dalam hal ini, dia yang berhak menegur kalau ada kesalahan dalam pengerjaan proyek, ini terkesan cuek," tegas Asmadi heran.

"Kemungkinan ada main mata orang konsultan ini," timpal warga lain yang turut hadir.

Asmadi menyayangkan proyek semenisasi yang memakan anggaran cukup besar dari APBD Propinsi Riau tersebut karena pengerjaannya terlihat asal-asalan tanpa pengawasan.

"Melihat dari besi (angkar) yang digunakan tidak sampai dengan 8mm dan saya melihat bahwa besi yang dicor malah terletak di dasar tanah bukan ditengah-tengah coran tersebut. Tidak ada pengawasan konsultan ini!," katanya.

"Dalam pengerjaan awal sudah begini, baru sebulan sudah retak-retak kalau dikomplain nanti katanya masih dalam pemeliharaan, akan diperbaiki seperti itu terus alasan mereka," kata Asmadi mengakhiri.

Terkait hal itu Konsultan Pengawas, Muhammad Zakir, ST saat dikonfirmasi awak media ini mengatakan retak itu sudah biasa karena efek suhu panas pada saat pengecoran di siang hari.

"Besok saya turun ke lokasi untuk mengecek, kalau retak itu biasa karena suhu di siang hari dan tidak mengurangi mutu. Bagian yang akan diisi dengan air semen dan jika ada yang patah baru besok saya ke lokasi dan kita minta di perbaiki atau dibongkar dan dicor balik," kata Zakir via telpon seluler.

Zakir menjelaskan bahwa pada dasar proyeknya menggunakan tahu alas sekitar 5cm dan sedangkan besinya menggunakan besi ukuran minimal 6mm.

"Kalau besi itu kita menggunakan tahu besi kok, dialas tapi tidak banyak hanya 5 cm aja dialas pakai batu batu. Dan ukuran besi kita menggunakan besi minimal 6mm" ujar Zakir.

Disinggung terkait waktu pengerjaan proyek, Zakir mengatakan bahwa 90 hari kerja.

"Saya konfirmasi balik, masa pengerjaanya 90 hari. Mulai pengerjaannya saya lupa pastinya kapan, yang jelas baru dimulai sebulan dan masih lama waktu pengerjaannya," kata Zakir mengakhiiri.

Komentar Via Facebook :